Minggu, 22 Desember 2019

NILAI YANG TERKANDUNG DALAM KESENIAN SINTREN



Seni sintren mengandung beberapa nilai di dalamnya seperti berikut. 

1. Nilai Religious, pertunjukan sintren merupakan budaya pra-islam yang masih menggunakan mantra dan mengandung roh halus tersebut dilakkan oleh masyarakat Pekalongan untuk bersih desa atau memohon hujan agar segera turun. Mereka yakin bahwa permohonan mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa lewat pertunjukan sintren akan terkabul. Nilai religious Nampak pada ritual dan syairnya. Pengucapan bismillah dalam mengawali pertunjukan sintren sebagai bukti konkrit pengakuan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. 


2. Nilai Sosial, sintren dapat memberikan kegiatan positif berupa latihan – latihan misalnya tari, iringan, syair, dan sebagainya. Dengan mengadakan latihan maka akan tumbuh rasa kekeluargaan dan gotong royong yang kuat. Jika sudah demikian maka tumbuh pula gairah untuk membangun wilayahnya serta menjadikan yang baik, menyenangkan sehingga hidup mereka tenang dan menyenangkan. Melalui sintren dalam adegan badoran atau bodoran pun dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan secara menghibur. Kosnep ini akan lebih efektif dan lebih mudah dicerna oleh penonton. Bahkan tidak hanya dalam bodoran saja, mungkin saja di ciptakan lagu – lagu yang memuat pesan social kehilangan roh seni sintren. 

3. Nilai Keamanan, pada kehidupan di Dusun Blimbing, meskipun listrik sudah masuk namun kalua sudah senja maka suasana menjadi sunyi. Kondisi itu akan berubah jika ada latihan sintren maupun pertunjukan sintren menjadi lebih hidup. Banyak warga yang ikut melihat sehingga hal ini dapat membuat mereka pergi tidur agak malam dan keamanan menjadi lebih meningkat. 

4. Nilai Seni, seni sintren mengandung nilai seni sastra, seni tari, tata rias, seni busana, dan seni dekorasi. Kelima hal tersebut dijelaskan sebagai berikut. 

· Seni Sastra, pada tembang-tembang yang dinyanyikan hamper setiap daerah memiliki ke khassannya masing-masing. Kondisi itu membuat peluang kepada juru kawi rajin berlatih dan rajin mengadakan ungkapan-ungkapan spontanitas, akan mampu menyusun kata-kata dan kalimat-kalimat nbaru yang lebih indah, disamping itu juga akan tercipta sair baru yang mengandung isi serta bentuk sair yang lebih indah. Tentu saja bahasa sintren pekalongan akan memiliki bentuk sastra tersembunyi yang akan berbeda dengan bentuk-bentuk sastra yang di gunakan dalam pergaulan sehari-hari. Dengan kreasi serta inivasi baru dalam sairnya bukan tidak mungkin seni sintren akan menjadi sebuah hiburan yang menarik bagi penontonnya. 

· Seni Tari. Sintren garapan, unsur tari menjadi lebih penting lagi. Hal itu tampak pada penataan serta pola tari yang sudah dirancang sedemikian rupa dengan memerhatikan gerakan, kostum, dan juga alur cerita yang digambarkannya. Sebagaimana di dalam adegan pedesaan seorang sintren yang bernama sulasih dating dengan pakaian/kostum busana yang masih sederhana dengan diiringi para penari bedaya dari kayangan. Setelah itu melalui berbagai tahapan yang ada, sintren memakai busana yang indah bagaikan bidadari. Tarian dalam sebuah sintren garapan sangat menonjol karena memang dipersiapkan dan di polakan sesuai adegan dan alur cerita. 

· Tata rias. Selain sintren tata rias atau make up seorang bodor yang berperan sebagai komedian juga penting untuk menghidupkan pertunjukkan sintren. Kondisi tersebut tampak dari sintren garapan. Sebagai sebuah sintren garapan lebih menonjolkan nilai seni yang menghibur maka make up merupakan unsur yang sangat penting, dengan bermakeup kekurangan fisik dapat di tutup dengan makeup ini. 

· Seni busana. Pakaina penari di usahakan busana yang berbeda dan menambahkan kecantikan, busana bodor yang mampu menambah kegagahannya, namun diharapkan ada unsur kelucuan, para juru kawiyang berbusana kebaya dan kain, sedang para penabur pria berpakaian ikat kepala, baju komprang dan celana komprang. Maka dari itu dalm kesenian sintren brebes ini dalam busananya memiliki peranan yang sangat penting pula. 

· Seni dekorasi. Setelah muncul sintren garapan unsur dekorasi ada, hal itu tampak pada penggarapan property yang digunakan serta berbagai Pernik panggung atau lantai yang digunakan sebagai arena pertunjukkan. Sebagai contoh, dalam sintren garapan divisualisasikan sampah atau dedaunan yang berada di arena pertunjukkan untuk memunculkan kesan desa. Bahkan ditambah dengan tata lampu ynag memvisualisasikan latar cerita. 

· Keenam, hiburan. Kehadiran kesenian sintren pekalongan ini kembali ditengah-tengah masyarakat di pedesaan tersebut akan mempunyai nilai hiburan tersendiri yang cukup tinggi dditengah-tengah banyak hiburan yang lain yang lebih modern. Munculnya sintren garapan juga semakin menambah khasanah pertunjukkan sintren sebagai seni yang menghibur. Unsur-unsur baru dalam kesenian sintren garapan yang mempunyai nilai keindahan merupakan sesuatu yang menghibur, seperti alur cerita yang jelas, gerakan tari, tata panggung, penari latar maupun property lain dapat menyuguhkan hiburan tersendiri dalam sintren garapan. 

· Ketujuh, ekonomi. Ketika kesenian sintren di kota pekalongan mengalami kejayaan maka banyak sekali bermunculan kelompok sintren namun setelah sepi tanggapan maka keberadaannya kini hampir punah. Pada jaman dulu memperoleh uang dari hasil tanggapan serta temongan dari penonton, namun seakarang dengan sepinya tanggapan maka uang sering diperoleh hanya dari tanggapan saja. 

Keberadaan kesenian sintren di kota pekalongan maupun kabupaten pekalongan saat ini sangat memprihatinkan. Kesenian sintren yang dahulu pernah mencapai kejayaan dan menjadi icon di dua pemerintahan daerah itu secara perlahan mulai mengalami kemunduran bahkan menuju kepunahan jika tidak dilakukan langkah-langkah upaya pelestarian. Sebagaimana berikut langkah-langkah pelestarian yaitu dengan : mempertahankan kebudayaan tersebut, mengembangkan budaya yang sudah ada itu, dan kemudian memanfaatkan kebudayaan itu sendiri. Dan apa beberapa upaya yang dilakukan pemerintah yaitu melalui masyarakat sendiri ( intern ) maupun dari pemerintah ( ekstern ). Upaya secara intern sebagai berikut : 

a. Latihan, dengan di adakannya latihan tersebut secara tidak langsung mengenalkan kembali sintren terhadap generasi muda dan warga masyarakat lainnya yang sudah lupa. Latihan tersebut juga upaya agar si pelaku seni pertunjukkan itu tidak lupa irama gamelan, lagu yang dinyanyikan, tahap-tahap pelaksanaan maupun mantra-mantra sang pawang 

b. Sarana Prasarana, dengan perkembangan jaman di era sekarang sarana prasarana penunjang kesenian sintren pun ikut berkembang. Dahulu alat pengiring pertunjukkan tersebut hanya menggunakan seperangkat alat gamelan slendro, sekarang sudah ditambah atau dilengkapi dengan sebuah organ dan juga gitar listrik. Selain itu juga seni jaran kepang ( kuda lumping ). 

Upaya secara ekstren adalah sebagai berikut : 

a. Wujud pelestarian dengan membawa kesenian sintren asli atau tradisional pada event-event tertentu yang memungkinkan untuk dilakukan. 

b. Bantuan berupa seperangkat alat gamelan, karena bantuan berupa sepangkon ( slendro dan pelog ) maka untuk sementara di alihkan agar fungsinya lebih maksimal. 

c. Memberikan sanggar atau gedung sanggar budaya untuk menunjang aktifitas seni di kota Pekalongan. 

d. Perkembangan sintren ke sintren garapan yang dirasa lebih menarik masyarakat untuk di tonton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar