Minggu, 22 Desember 2019

SEJARAH SINTREN



Berbicara soal Tradisi dan Budaya,Indonesia ini bias dibilang gudangnya. Tak salah kenapa demikian karena faktanya Negara kita ini memiliki ragam tradisi yang takkan habis dihitung,ditulis apalgi disebut satu satu. Berbagai macam tradisi tersemat cantik di bentangan barat ke timur Indonesia yang begini luas.

Kebudayaan merupakan suatu hasil karya manusia yang berupa seni,adat,keyakinan,dan pengetahuan. Pada umum nya kebanyakan orang mendefinisikan kebudayaan berupa sebuah kesenian dan adat istiadat yang di miliki oleh suatu daerah tertentu,salah satu dari bentuk kebudayaan yang sering kita lihat adalah seni tari,yang mana disajikan dengan berbagai gerakan yang indah dan biasanya memiliki pesan yang akan di sampaikan pada orang yang melihat nya.


Soal tradisi,tarian jadi salah satu jagoan nya Indonesia. Ada banyak jenis tarian di sini dan masing masing punya keunikan nya sendiri,termasuk yang paling fenomenal adalah Sintren. Tarian khas Cirebon ini berbeda karena dalam praktiknya tak hanya melibatkan roh roh halus. Jadi, penari tak hanya brgerak sesuai kemauan nya,tapi juga mereka yang merasuki.

Tarian unik ini dilakukan dalam waktu waktu tertentu,dan ketika dipentaskan selalu diunggu bahkan oleh warga asing. Lalu bagaimanakah dan seperti apakah tarian unik penuh mistis ini? Simak ulasan nya berikut ya gaess.

Sintren (atau juga dikenal dengan Lais) adalah kesenian tari traisionl masyarakat Jawa,khusus nya di Cirebon. Kesenia ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah,antara lain di Indramayu,Cirebon,Majalengka,Jatibarang,Brebes ,Pemalang,Tegal,,Banyumas,Kuningan dan Pekalongan. Kesenian sintren dikenal sebagai tarian dengan aroma mistis/magis yang bersumber dri cerita cinta kasih Sulsih dengan Sulandon. 

Setiap hal pasti punya sejarahnya sendiri,Sintren pun demikian. Kesenian sitren berasal dari kisah Sulandono sebagai putra Ki Bahurekso Bupati Kendal yang pertama hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari yang dijluki Dewi Lanjar. Raden Sulandono memdu kasih dengan Sulasih seorang putri dari desa Kalisalak,namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Bahurekso,akhirnya R.Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan keduanya masih terus berlangsung melalui alam gaib.

Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukan roh bidadari ke tubuh Sulasih,pada saat itu pula R.Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan diantara Sulasih dan R.Sulandono. sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawang nya,dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan suci (perawan). Sintren juga mempunyai keunikan tersendiri yaitu terlihat dari panggung alat alat musiknya yang terbuat dari tembikar atau gembyung dan kipas dari bamboo yang ketika ditabuh dengan cara tertentu menimbukan suara yang khas.

UNSUR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM TARIAN SINTREN

Tarian Sintren ini dilakukan oleh seorang gadis perawan yang di iringi enam orang pemain gending. Music yang dimainkan tidak hanyan gending saja melainkan alat music yang berbahan gambyung atau tembikar serta kipas dari bamboo sehingga menimbulkan suara music yang khas. 
Unsur unsur dalam tarian ini memiliki symbol masing masing. Penari Sintren,yaitu gadis perawan fokus sebagai pemain utama nya. Perlengkapan tarian seperti kurungan besar,sesaji,tali dan kemenyan sebagai doa pemanggil roh bidadari. Gerakan sebagai symbol roh bidadari telah masuk dalam tubuh gadis. Iringan music tradisional dan tata rias penari disimbolkan bahwa si gadis telah dikendalikan oleh roh bidadari. Pakaian yang dikenakan biasanya menggunakan baju golek dan celana cinde.

BENTUK PERTUNJUKAN TARIAN SINTREN

Awalnya tangan gadis penari ini di ikat oleh semua pawing dalam keadaan tidak berdandan. Kemudian mereka memasukkan gadis itu ke dalam kurungan sempit. Ajaibnya,setelah kurungan bergetar,maka si gadis penari itu,si gadis penari itu keluar dari kurungan sempit tersebut. Setelah itu, si gadis itu tampil dengan penampilan yang berbeda dari keadaan semula.

Sebutan Sebutan Gerakan dalam Bermain Sintren
Sebelum menari, ritual yang pertama dilakukan adalah ritual dupan yaitu melaksanakan doa bersama agar terlindungi dari marah bahaya. Seorang pawing yang pmenyiapkan gadis sebagai penari disebut paripurna. Empat pemain pendamping lainnya merupakan bagian tugas dari seorang dayang.
Ketika penonton melemparkan sesuatu kearah penari sintren disebut juga balangan. Biasanya penari pingsan di tengah tengah gerakan dan melanjutkannya kembali saat pawing membajakan mantra. Lalu gerakan terakhir adalah temohon, dimana gadis penari akan mendatangi penonton dan penonton akan memberikan uang sebagai ucapan terima kasih.

Pagelaran tari sintren
Dalam pagelaran tari ini terdapat empat bagian yaitu,Dupan adalah ritual berdoa bersama unruk mendapatkan keselamatan dan terhindar dari marabahaya selama pertunjukan berlangsung. Paripurna yaitu bagian saat pawang menyiapkan seseorang untuk menjadi Sintren yang ditemani oleh empat penari lain nya sebagai dayang. Balangan yaitu ketika penonton melemparkan sesuatu ke arah penari Sintren. Dan Temohon yaitu dimana para penari dengan membawanampan dan berjalan mendekati ke arah penonton untuk meminta tanda terima kasih dengan uang seikhlas nya

Syarat untuk dapat di jadikan penari sintren ini adalah seorang gadis perawan,dikarenakan penarinya harus dalam keadaan suci. Sebelum pagelaran tari ini,sang penari di wajibkan untuk berpuasa beberapa hari supaya tubuh si penari tetap dalam keadaan suci serta menjaga tingkah laku agar tidak melakukan dosa dan berzina.
Kostum yang di gunakan oleh sang penari ialah baju golek,baju tanpa lengan yang biasa diapakai dalam tari Golek. Untuk bagian bawah memakai kain jarit dan celana cinde. Bagian kepala memakai jamang ( hiasan untaian bunga melati disamping kanan dan koncer di bagian telinga). Aksesoris lain nya ialah sabuk,sampur (selendang), dan kaos kaki hitam atau putih serta kacamat hitam yang digunakan untuk penutup mata sebab penari selalu memejamkan mata saat keadaan kesurupan.

Sintren seperti halnya kesenian cirebon yang lain nya juga dipergunakan oleh para wali untuk menyebarkan dakwah islam dan mengajarkan nilai nilai islam dalam kehidupan sehari hari,pada pagelaran Sintren di wilayah Cirebon,penari Sintren yang dalam keadaan tidak sadar dan kemudian menari,ketika dilemparkan uang dengan jumlah berapapun akan mengakibatkan penari nya jatuh dan tidak bisa berdiri sendirisebelum di dirikan oleh dalang sintren. 

Nilai nilai dakwah islam yang dibawa oleh pagelaran sintren adalah:
-Ranngap (kurungan ayam),bentuk kurungan ayam yang melengkung berusaha mengingatkan manusia yang menyaksikan nya bahwa bentuk melengkung itu lah bentuk dari fase hidup manusia,dimana manusia dari bawah akan berusaha menuju puncak,namun setelah berada di puncaknya manusia kembali lagi ke bawah,dari tanah kembali menjadi tanah,dilahirkan dalam keadaan lemah akan kembali pada keadaan yang lemah pula.
-Duit (uang),uang yang dilempar membuat si penari sintren itu langsung jatuh lemas bermakna di dalam kehidupan manusia jangan selalu mendahului duniawi,terlalu serakah ke duniawi akan membuat manusia jatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar