FILOSOFI SINTREN DALAM KEHIDUPAN
Kepulan asap dan wangi kemenyan mengiringi tarian dengan gerakan gemulai penarinya. Inilah Tari Sintren, tarian tradisional dari Cirebon yang kaya filosofi hidup.
Berbeda dengan tari topeng, tari sintren ini lebih nyentrik. Penarinya memakai kaca dan memakai busana adat khas Cirebon. Tarian sintren ini melibatkan kurungan. Sebelum menari dengan berbusana adat, penari diikat dengan tambang dan dimasukan ke kurungan.
Saat penari keluar dari kurungan, penonton dibuat takjub. Pasalnya, penari berhasil lolos dari ikatan dan sudah berganti pakaian. Kemudian musik langsung menyambutnya, penari pun langsung berjoget.
Uniknya, setiap ada penonton yang sawer dengan cara melemparkan uang ke penari, penari langsung terjatuh dan berhenti menari. Seterusnya pun begitu.
Selama libur lebaran kemarin, pengelola Goa Sunyaragi mempertunjukkan tari sintren kepada para pengunjung. Antusiasme pengunjung untuk menonton sintren pun terbilang tinggi.
Tari sintren memiliki makna filosofis tentang kehidupan. Sultan Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat mengatakan tak ada unsur mistis dalam tarian sintren. Arief mengatakan tari sintren memiliki makna bahwa manusia kerap lupa diri ketika sudah bergelimang harta.
Sintren adalah pertunjukkan seni yang di dalamnya memiliki makna filosofis yang mengingatkan kepada masyarakat bahwa seseorang bisa lupa diri karena nafsu duniawi. uang yang dilempar ke penari dimaknai sebagai harta atau nafsu duniawi. Penari pun langsung jatuh ketika terkena lemparan uang. Jatuhnya penari atau berhenti menari ketika disawer itu sebagai perwujudan kalau orang sering lupa. Awalnya penari ini orang biasa, kemudian keluar kurungan jadi orang hebat dengan berhias diri. Jadi sintren itu memiliki makna filosofis yang tinggi.
Filosofi didalam kehidupan umat manusia, Dijelaskan bahwa manusia ketika pada saat lahir masih kedalam suci dan bersih tanpa sehelai benang. Kurungan melambangkan dunia. Tali dianggap sebagai sebuah ikatan batin antara manusia dengan Allah SWT. Kemenyan melambangkan sebuah rasa karena manusia memiliki rasa, cipta dan karsa yang membuat manusia menjadi mahkluk yang sempurna.
Uang yang dilempar melambangkan bahwa Manusia jatuh karena harta jika Ia memiliki harta yang banyak ia bisa jatuh tanpa sadar kedalam kesombongan dan keangkuhan sehingga ia menjadi manusia yang paling kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar