Rabu, 18 Desember 2019

FILOSOFI POHON RANDU ALAS


FILOSOFI POHON RANDU ALAS





Jika kita mau melihat, memperhatikan dan kemudian merenungkan terhadap apa yang ada di sekeliling kita, maka kita akan bisa mendapatkan pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Andai saja kita bisa belajar terhadap tumbuhan yang mungkin ada di halaman rumah kita, atau di tepi jalan,pastinya kita akan semakin mengerti arti kehidupan ini. 1. Filosofi rumput teki dan pohon randu Pohon randu adalah pohon yang sangat besar, memiliki buah yang banya dan daun yang cukup lebat. Akan tetapi, pohon randu memilliki akar yang tidak kuat, sehingga mudah sekali roboh jika terkena angin yang cukup kencang atapun banjir yang deras. Berbeda dengan rumput teki, bentuknya yang kecil membuat rumput teki tidak terlihat mencolok disbanding tanaman yang lainnya. Akan tetapii, dibalik bentuknya yang sangat kecil, rumput teki memiliki kekuatan yang luar biasa. Walaupun angin topan datang menerjang, banjir bandang menimpa takkan membuatnya mati. Setiap hari diinjak manusia, dimakan oleh kambing, kerbau ataupun sapai tak membuatnya mati. sekarang hilang daunnya, besoknya sudah tumbuh kembali selama akarnya masih menancap di dalam tanah. Jika diibaratkan sebagai manusia, pohon randu adalah contoh manusia yang dibekali dengan kelebihan baik dari harta maupun fisik. Segala kelebihan yang dimiliki tidak diimbangi dengan iman dan keteguhanhati yang kuat. Jika cobaan dataang menerpa, maka manusia ang seperti ini akan gampang terpuruk. Manusia yang diibaratkan sebagai rumpu teki adalah manusia yang memiliki semangat dan kerja keras yang tinggi serta diimbangi oleh iman dan keteguhan hati yang kuat. Walaupun dia cobaan datang silih berganti, tidak membuatnya patah arang. Hari ini gagal, beok harus berhasil, itulah motto manusia si rumput teki. 2. Filosofi durian dan kedondong Kedondong, buahnya kecil, dan kulitnya mulus. Kita tidak akan menyangka jika isi kedondong seperti duri yang jika dimakan bisa membuat tenggorokan kita menjadi radang. Sebaliknya, durian adalah buah yang memiliki kult seperti duri. Kulitnya kasar dan keras, jika kita menyentuhnya tidak hati-hati, tangan kita bisa tertusuk durinya. Kalaupun kita diberi secara cuma-cuma, mungkin kita akan menolaknya karena kita belum tahu rasa durian yang sebenarnya. Sebelum ada orang yang pernah mencoba untuk makan durian, tidak akan ada orang yang menyangka kalau durian itu memiliki rasa yang enak. Di balik penampilannya yang sangar, tersimpan suatu yang enak. Jika diibaratkan sebagai manusia, manusia tipe kedondong adalah manusia yang penuh tipu muslihat. Serigala berbulu domba, manusia yang bertopeng dengan kemunafikan. Dari luarnya kelihatan baik, ramah, menarik, akan tetapi sejatinya adalah manusia busuk yang merugikan orang lain. Berbeda dengan manusia tipe durian. Walaupun kelihatan galak, angker, keras dan menakutkan, tetapi sejatinya dia adalah manusia yang sangat lembut, penuh perhatian dan mnyenangkan. Dia tidak ingin bertopeg dengan kemunafikan. Manusia jenis ini adalah manusia yang ingin dikenal dengan mendalami pribadinya, bukan hanya melihat dengan mata. Bukan melihat penampilan fisiknya, tetapi juga mengerti akan hatinya. 3. Filosofi melati dan mawar Mawar dan melati adalah bunga yang indah. Keduanya memiliki kelopak dan warna yang sangat bagus. Bedanya, mawar memiliki duri sedangkan melati tidak memiliki duri. Akibatnya, melati mudah sekali dipetik oleh orang, sedangkan orang akan berhati-hati untuk memetik bunga mawar karena tertusuk dengan duri. Jika diibaratkan sebagai wanita, wanita bertipe melati adalah wanita yang cantuk parasnya, akan tetapi dia tidak membentengi dirinya dengan iman yang kuat sehingga mudah tergoda. Wanita seperti ini hanya mementingkan kehidupan dunia, tanpa memikirkan kehidupan kelak. Sebaliknya, wanita bertipe mawar adalah wanita yang cantik tetapi memiliki iman yang kuat sehingga orang akan segan kepadanya. Tidak mengumbar aurat dan menjaga akhlaknya. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kehidupan ini jika kita mau berpikir. Kenali dirimu, maka kamu akan mengenali Tuhanmu.











FIL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar