Rabu, 18 Desember 2019

FILOSOFI SINTREN

                        FILOSOFI SINTREN                                                  

 Kebudayaan dan tradisi Indonesia memang tidak bisa terhitung apalagi disebut satu-peratu, karena itulah Indonesia pantas disebut gudangnya budaya. Beragam budaya kini masih dilestarikan, bahkan sudah terkenal ke manca negara. Unik dan beragamnya budaya Indonesia kini menjadi daya tarik wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia.

Salah satu budaya dan tradisi Indonesia adalah tarian. Begitu banyak jenis tarian yang ada di Indonesia yang memiliki keunikan dan filosofinya masing-masing. Tarian yang fenomenal di Indonesia salah satunya adalah sintren. Tarian sintren adalah tarian khas Cirebon yang dalam dalam pertunjukannya tak hanya melibatkan manusia tapi juga roh-roh halus. Jadi, penari tak hanya bergerak sesuai kemauannya, tapi juga mereka yang merasuki.

Dalam pertunjukannya, awal mula seorang perempuan yang masih gadis yang akan menjadi sintren di ikat kuat menggunakan tambang ataupun rantai. Dalam keadaan terikat, sintren dimasukkan kedalam kurungan yang sempit dan dilapisi kain. Kemudian sintren dibacakan mantra oleh seorang pawang sambil diiringi lagu-laguan dan kemenyan. Lagu-lagu yang dilantunkan umumnya bersifat memanggil bidadari, kekuatan ruh yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan, seperti tercermin dalam lagu Kembang Terate, Gulung-Gulung Klasa, Turun Sintren, Simbar Pati, Kilar Blatar dan lain-lain.

Setelah beberapa saat, kurungan akan bergetar, lalu pawang membuka kurungannya. Ajaibnya saat kurungan dibuka, gadis itu tidak terikat lagi bahkan berubah kostum dan dandananya. Dengan menggunakan kostum yang indah, kacamata hitam dan mahkota, sintren terlihat begitu cantik dengan dandanannya tersebut. Gadis penari sintren ini siap menari tanpa kendali atau menari dalam keadaan kesurupan yang dikendalikan oleh roh halus.

Pada saat sintren menari, ada penonton yang melemparkan uang ke arah penari sintren yang disebut Balangan. Biasanya penari terjatuh atau pingsan di tengah-tengah gerakan dan melanjutkannya kembali saat pawang membacakan mantra.

Tarian ini memang terdengar sangat mistis, sehingga banyak yang menganggap muyrik, namun jika kita mengetahui filosofi yang sebenarnya, barulah kamu akan sadar dan berubah anggapan.

Filosofi didalam kehidupan umat manusia, tarian ini menjelaskan bahwa manusia ketika pada saat lahir masih dalam suci dan bersih tanpa sehelai benang.

Kurungan melambangkan dunia. Tali dianggap sebagai sebuah ikatan batin antara manusia dengan Allah SWT. Kemenyan melambangkan sebuah rasa karena manusia memiliki rasa, cipta dan karsa yang membuat manusia menjadi mahkluk yang sempurna.

Uang yang dilempar melambangkan bahwa Manusia jatuh karena harta jika ia memiliki harta yang banyak ia bisa jatuh tanpa sadar kedalam kesombongan dan keangkuhan sehingga ia merasa menjadi manusia yang paling kuat.

Janganlah menganggap semua kesenian atau kebudayaan adalah hal yang musyrik. Setiap kesenian memiliki makna yang baik, karena itulah kita harus bisa memetik nilai-nilai positif yang terdapat didalamnya tanpa menjelek-jelekan kesenian itu. kepulan asap dan wangi kemenyan mengiringi tarian dengan gemulai penarinya.inilah tari sintren,tarian tradisional dari cirebon yang kaya filosofi hidup.
  Berbeda dengan tari topeng,tari sintern ini lebih Nyentrik.Penarinya memakai kaca dan memakai busana adat khas cirebon.Tarian Sintren melibatkan kurungann.Sebelum menari dengan busana adat, penari diikat dengan tangan dan dimasukan ke kurungan.

 Saat penari keluar dari kurungan,penonton dibuat takjub.Pasalnya,penari berhasil lolos dari ikatan dan sudah berganti pakaian.Kemudian musik langsung menyambutnya.penari pun langsung berjoget. Uniknya,setiap ada penonton yang sawer dengan cara melemparkan uang ke penari berjoget.




Tari Sintren dari Cirebon yang Penuh Filosofi Hidup


 Uniknya,setiap ada penonton yang sawer dengan cara melemparkan uang ke penari,penari langsung terjatuh dan berhenti menari.Seterusnya pun begitu. 

Slama libur lebaran kemarin,pengelola Goa sunyaragi mempertunjukan tari sintren kepada para pengunjung.Antusianisme pengunjung untuk menonton sintren pun terbilang tinggi.

Tari Sintren memiliki filosofi tengtang kehidupan.Sultan Kesepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat mengatakan tak ada unsur mistis dalam tarian Sintren.Arief mengatakan tari Sintren tak ada unsur mistis dalam tarian Sintren.Arief mengatakan tari Sintren memiliki makna bahwa manusia kerap lupa diri ketika sudah bergelimbang harta.

 ''Sintren adalah pertunjukan seni yang di dalamnya memiliki makna filosofi yang mengingatkan kepada masyarakat bahwa seseorang bisa lupa diri karena nafsu dulawi,'' kata Arief saat ditemui di kompleks Goa Sunyaragi, Kota Cirebon, Jawa barat beberapa waktu lalu. 



Tari Sintren dari Cirebon yang Penuh Filosofi Hidup


Arief menyebutkan uang yang dilempar ke penari dimaknai sebagai harta atau nafsu duniawi.penari pun langsung jatuh ketika terkena lemparan uang.   

  ''Jauhnya penari atau menari ketikaa itu sebagai itu perwujudan kalau orang sering lupa.Awalnya penari ini orang biasa,Kemudian kurungan jadi orang hebat dengan berhias diri.jadi Sintren itu memiliki makna filosopi yang tinggi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar